Archive for 2013

Diagram Karakter Rain of Dust, Edisi Bebas Spoiler!

Klik disini.

Hasil kerja karena tidak ada kerjaan sebelum buka puasa... Enjoy!

Leave a comment

Rain of Dust - Chapter 8





5 Maret, pukul 21.00

Di kamar rumah sakit yang sunyi itu, Wolfgang memandang wajah Holly Day. Wajah yang kelihatan damai itu sangatlah menipu. Saat ini, berada di manakah kesadaran Holly Day? Apa bisa membuatnya terbangun lagi? Apa hubungannya dengan Helena? Apa yang sebenarnya terjadi? Pertanyaan demi pertanyaan muncul, namun tidak ada jawabannya—setidaknya, Wolfgang tidak memilikinya.
“Wolfgang…” Terdengar suara Lyncreya di belakangnya, “Professor Jensen sudah bisa ditemui.”
“Oh. Baiklah.”
Wolfgang pun melirik sekali lagi ke arah Holly sebelum akhirnya berjalan kea rah pintu keluar, melewati Lyncreya.
“Wolfgang… Kau tidak apa-apa?” Tanya Lyncreya di tengah perjalanan mereka ke kamar Professor Jensen.

Posted in , , | Leave a comment

Rain of Dust - Chapter 7




5 Maret, pukul 19.00

Profesor Jensen menatap revolver berisi penuh di genggamannya. Di hatinya ada sedikit keraguan, apa bisa ia menghentikan mereka? Namun ia menyingkirkan pikiran itu, karena bagaimanapun juga ia harus berhasil menghentikan mereka yang menggunakan ‘dia’ yang tak lain diciptakan olehnya.
Ia kemudian melihat ke luar, ke arah kota yang mulai kehilangan kehidupannya seiring dengan matahari yang tenggelam. Siang ini, hujan debu lagi-lagi terjadi, dan memakan cukup banyak korban. Jensen terlambat mengetahuinya, sehingga ia tidak tiba di sana tepat waktu. Ia berpikir dengan keras, bagaimana ia bisa tiba tepat waktu pada hujan debu berikutnya?

Posted in , , | Leave a comment

Rain of Dust - Chapter 6




5 Maret, pukul 12.00

Bersama dengan teh hangatnya, Archibald menikmati pemandangan Kota San Cielo dari kamar hotelnya. Di lantai dua puluh itu, Ia bisa melihat nyaris seluruh gedung tinggi yang ada di kota itu. Dialihkan pandangannya ke bawah. Ia melihat orang-orang yang berlalu lalang di jalan seperti semut. Pemandangan itu sedikit membuatnya senang.
Tiba-tiba ia merasakan telepon genggamnya bergetar. Ketika ia melihat nama yang tertera di layar teleponnya, ia tersenyum.

Posted in , , | Leave a comment

Rain of Dust - Chapter 5




5 Maret, pukul 11.00

“Kita sampai!”
Wolfgang, Lyncreya dan Raulia berhenti di depan sebuah gedung parkir yang kelihatan kuno. Melihat dari loket yang kelihatan rusak dan tidak adanya satupun mobil di tempat itu meyakinkan Lyncreya bahwa gedung itu sudah tidak dipakai lagi.

Posted in , , | Leave a comment

Rain of Dust - Chapter 4




5 Maret, pukul 09.00

“Permisi,” kata Lyncreya ketika memasuki kamar. Wolfgang mengikuti di belakangnya. Kamar rumah sakit itu didiami oleh Cindy dan satu pasien lain.

Posted in , , | Leave a comment

Rain of Dust - Chapter 3




 
4 Maret, pukul 20.00

Lyncreya menyentuh dadanya. Terasa detak jantung yang kencang, menggetarkan seluruh tubuhnya.
Tenang… Tenang… Tenang… Pikirnya sambil mengambil nafas dalam-dalam. 

Posted in , , | Leave a comment

Rain of Dust - Chapter 2





4 Maret, pukul 10.00

Pemandangan pertama yang Lyncreya lihat adalah langit-langit yang tidak ia kenali. Lampu yang dipenuhi ukiran di pinggirnya menyala dengan terang. AC yang dinginnya merambat ke seluruh bagian tubuhnya. Ia bisa mendengar suara televisi yang cukup keras. Iapun mencoba untuk duduk dengan susah payah. Ia melihat siluet lelaki yang menonton televisi yang menyiarkan sebuah pertandingan tinju.

Posted in , , | Leave a comment

Rain of Dust - Chapter 1





3 Maret, pukul 10.00

Wolfgang Kelly baru saja menapakkan kakinya di Kota San Cielo. Ia adalah seorang pemburu bayaran. Kedatangannya kemari karena Wolfgang mendapatkan misi dari International Bureau of Investigaton. Perintah pertamanya adalah untuk pergi ke hotel tempatnya menetap untuk sementara.

Posted in , , | Leave a comment

Rain of Dust - Prologue





1 Maret, pukul 20.00

Malam itu untuk ketiga kalinya, terjadi hujan debu yang berkilauan di Kota San Cielo. Debu yang berkilauan yang jumlahnya tak terkira turun perlahan-lahan, menciptakan sebuah pemandangan yang indah sekaligus aneh—bagaikan dunia lain. Archibald sedang mengamati hujan itu dari sebuah kamar hotel. Ia melihat pemandangan itu dengan seulas senyum di bibirnya.

Posted in , , | Leave a comment

Paralel




Malam itu, Jaka memutuskan untuk jalan-jalan di taman dekat kantornya. Dengan alasan ‘mencari udara segar’ yang ia berikan pada rekan-rekan kerjanya, ia berniat untuk beristirahat sejenak. Kepalanya pusing bukan main. Denyut di otaknya bagaikan sekumpulan anak usia lima tahun yang berlari-lari di lapangan.
Meski begitu, bukannya Jaka membenci pekerjaannya. Ia adalah seorang ilmuwan yang cukup tersohor karena berhasil menciptakan alat-alat yang berguna untuk sekitarnya. Berkat pekerjaan itu, dia memiliki uang yang berlimpah, rumah yang besar, dan masih banyak lagi kemewahan yang ia dapatkan.

Posted in | Leave a comment

Fatamorgana



 “Putra, bangun!”
“Aah, lima menit lagi…”
“Terakhir kali kau bilang begitu, kau bangun dua jam kemudian!”
“Tapi, Ingrid…”
“Tidak ada tapi!”
Ingrid menarik selimutku, sekaligus orang yang dibawahnya. Tubuhku pun menggelinding ke lantai.
“Aduh! Jangan terlalu kasar dong!”
“Kalau tidak dibeginikan, kau nggak akan bergerak dari kasur!”

Posted in | Leave a comment

Rise From ZA DEATH

Lama tak jumpa. Sudah lama sekali sejak update terakhir, jadi saya akan MEMBANGKITKAN BLOG INI DARI JURANG KEMATIAN YANG TERDALAM.

Setelah ini, saya mungkin akan mengurangi posting cerpen dan lebih konsentrasi ke mini-seri yang sedang saya buat.

Terima kasih, dan salam. Semoga anda menikmati kunjungan anda di blog ini.

Posted in | Leave a comment
Diberdayakan oleh Blogger.

Swedish Greys - a WordPress theme from Nordic Themepark. Converted by LiteThemes.com.